Traveling

Menguji Andrenalin di Parang Via Ferrata Purwakarta

Sabtu tanggal 20 Juli lalu jadi siang hari yang cukup panas buat memulai perjalanan. Yap, akhir pekan lalu gua melakukan perjalanan untuk pergi trip ke Purwakarta bareng temen-temen dari Backpacker Jakarta.

Setelah melunasi share cost, nama gua pun ditambahkan di sebuah WhatsApp Group yang udah cukup ramai dengan hiruk-pikuk obrolan. Mulai dari tegur sapa sampai saling cela, tapi no offense kok, seneng aja orangnya banyak ngebanyol rupanya.

Memulai Perjalanan ke Purwakarta

Setelah nyiapin semua perlengkapan, gua pun mulai menuju meeting point, di Stasiun Tanjung Priuk. Tepat pukul 4 sore, para peserta trip mulai berkumpul dan naik ke kereta untuk bertolak ke Purwakarta. Kali ini, trip Purwakarta dipimpin Mbak Retno dan Mbak Desi.

Kurang lebih 3 jam perjalanan, kami pun tiba di Stasiun Purwakarta pukul setengah 8 malam. Tepat sesampainya di sana, anjir… Rupanya rame benget. Rupanya tepat hari itu, Purwakarta sedang rayakan pekan hari jadinya. Jadi persis di jalanan dekat Stasiun Purwakarta digelar festival dengan banyak tenant makanan yang dijajahkan.

“Jangan lupa cobain Sate Maranggi, ya.” kata Mbak Retno di sela-sela obrolan sebelum hilang menyebar buat nyari makan malam. Penasaran dengan Sate Maranggi, gua putusin untuk nyobain makan sebagai menu makan malam. Sate Maranggi adalah makanan tradisional dari tanah Jawa Barat, khususnya dari Purwakarta. Abis makan itu, fix gua udah ke Purwakarta ya.

Baca juga: Santap Makanan Khas Jepang di Blok M

Sate Maranggi

Trip dari Backpacker Jakarta kali ini gua bekenalan dengan 28 peserta lainnya. Seneng bisa dapat temen-temen baru. Setelah kami semua puas keliling festival dan santap makan malam, Mbak Retno dan Mbak Desi, selaku CP trip, putuskan untuk membawa kami ke rumah singgah untuk beristirahat.

Menuju Trip Sesungguhnya, Parang Via Ferrata

Pagi-pagi buta, kami sudah bangun dan bergegas menyiapkan barang bawaan untuk menuju spot trip yang sesungguhnya, Gunung Parang untuk climbing Via Ferrata. Tujuan utama trip ke Purwakarta ini memang untuk mendaki dengan via ferrata.

Via ferrata adalah teknik memanjat dengan mendaki tangga besi yang “ditanam” di dinding tebing. Kata “via ferrata” berasal dari bahasa Italia, karena teknik ini diperkenalkan pertama kali di Italia, yang secara singkat artinya “jalan besi” dan secara lengkap artinya adalah lintasan jalan atau tangga besi sepanjang jalur pemanjatan tebing yang dilengkapi kabel baja di sepanjang sisinya.

Tepat pukul 5 pagi, dua mobil pick-up siap mengantar kami semua untuk menuju spot pendakian di Badega Gunung Parang. Memakan waktu sekitar satu jam dari pusat Kabupaten Purwakarta, akhirnya kami pun sampai di Badega Gunung Parang.

Sampai di Badega Gunung Parang

Pagi yang sangat bersahabat untuk kami melakukan pendakian kala itu. Setelah sarapan dan siapkan barang apa saja yang akan dibawa dalam pendakian, kami pun satu per satu dipasangkan alat pengaman untuk memanjat oleh tim Badega Gunung Parang.

Mulai Memanjat Via Ferrata Tertinggi di Asia Tenggara

Alat pengaman telah dipasangkan ke masing-masing para penguji andrenalin lainnya, artinya kami siap memulai pendakian via ferrata tertinggi di Asia Tenggara ini. Via ferrata di Gunung Parang memang adalah yang tertinggi setelah yang ada di Malaysia. Menurut info dari salah satu guide, ketinggian via ferrata di Gunung Parang bahkan bisa mencapai 900 meter.

Trip kala itu, kami hanya akan mendaki sampai ketinggian 300 meter. Di awal pendakian aja, sekitar 30 meter, kami sudah disuguhi dengan pemandangan sekitar yang aduhai banget. Melihat pemandangan sekitar Gunung Parang dari ketinggian jadi momen berkesan tersendiri buat gua. Bagus banget!

View Keren ketika Mendaki Gunung Parang

Walaupun merupakan via ferrata tertinggi di Asia Tenggara, tapi pengaman yang mumpuni selalu dijaga dan bahkan bisa dibilang kalau pendakian ini merupakan pendakian rekreasional. Karena siapa pun bisa memanjatnya asalkan kondisi badan yang kuat, gak punya penyakit jantung dan ayan serta punya tinggi badan minimal satu meter.

Satu hal yang perlu diperhatikan, selama pendakian kita harus memastikan keselamatan diri sendiri. Dengan cara memindahkan karbiner di masing-masing sisi kita, kiri dan kanan. Sepanjang pendakian kita harus bergantian memindahkan kerbiner itu untuk pastikan kita punya cadangan pengamanan kalau karbiner satunya dipindahkan.

Pemandangan Keren di Tiap Spot Pendakian

Lanjut lagi pendakian. Guide dengan profesionalnya, siap sedia di beberapa spot untuk mengabadikan momen kami mendaki. Di ketinggian 100 meter atau 30 menit pendakian terhampar pemandangan keren banget. Terlihat Waduk Jatiluhur, Gunung Bongkok, Gunung Lembu juga hamparan rumah-rumah di pedesaan sekitar Parang via ferrata.

Di sekitar 200 meter ketinggian, guide mengabadikan momen lagi. Ketika disuruh ber-pose, jelas aja gua melakukan pose tebaik kala itu untuk hasil yang bagus juga hahaha… Kita bisa beristirahat kalau kita merasa lelah. Ada beberapa titik pengistirahatan sebenarnya. Tapi tetap kita harus memasang karbiner sebagai pengamanan.

Lanjut lagi ke 300 meter, atau puncak tertinggi untuk trip via ferrata kali ini. Sekitar pukul 10:30, gua dan rombongan sampai di puncak 300 meter. Kondisi sinar matahari yang mulai menyengat dan ditambah pasokan air minum yang dibawa udah abis, membuat gua dehidrasi banget.

Tepat sebelum jalur turun yang vertikal. Guide masih terus mengabadikan momen kami semua. Tangga besi satu per satu kami tapaki dan sampai lah di ujung bawah jalur turun. Lelah dan haus parah jadi “buah tangan” yang gua bawa dari pendakian ini. Gak nyangka bisa melawan ketakutan. Trip kemarin adalah kali pertama mendaki tebing begituan dan akan menjadi pengalaman yang seru banget buat di ceritain nantinya.

Jadi, kamu kapan nih uji andrenalin kamu ke Parang via ferrata?

Firdaus Soeroto

He is the second child of three children coming from a humble family background, and he is feeling blessed to be where and what he is today.

Related Articles

41 Comments

  1. Aku juga udah pernah ikutan trip ferata ini, yang 900 m sampe hammocking. Pas trecking untuk menuju feratanya capek banget, tapi pas udah manjat ferata sensasinya seru banget. Apalagi pas udah sampe puncak dan tidur di atas hammock yang digantung diantara dua bukit, seru deh pokoknya.

  2. Baru sadar “via verata” itu teknik mendakinya selama ini mikirnya itu nama yang artinya “melalui” 😂

    Ternyata pendakian Gunung Parang ini tertinggi kedua di Asia Tenggara ya? Wah kerennya Purwakarta…

    Saya kepo mas Firdaus, engsel tangan pada pegel gak ya itu? Sepertinya kalau di foto yang paling harus bertenaga supaya stay gak jatuh, ya bagian tangan gak ya?

  3. Salut deh sama kak firdaus dan kawan2 yang udah pernah coba ngeclimb via verrata. Eh bener ga tuh begitu hehe.
    Keren banget, berani banget, hasil fotonya jg bagus2 banget.
    Aku ga takut ketinggian, riwayat sakit jantung atau ayan, tinggi jg sudah masuk syarat. Hanya saja…. takut panas 🤣

  4. Wowww…. udah masuk bucketlist ne Parang Via Ferrata. Baca artikel ini jadi lebih semangat, eh tapi kudu siapin fisik dulu agaknya… Baidewei, guidenya jago ambil angle ya.. Jadi dapat pengalaman dapat foto ketjeh… Keren!

  5. Ini salah satu yg mau saya coba juga di tripnya BPJ. kemarin sempat coba yg trip Gunung Lembu… Btw, festifal itu kyknya bukan karena merayakan hari jadinya Purwakarta deh, tapi emang ada tiap malam minggu (kayaknya)

  6. Melihat foto aja aku udah ngeri duluan, belum berani coba padahal kalau lihat pemandangannya keren banget.
    Btw, thanks untuk info “via ferrata”. Keseringan denger kata “via” itu artinya melalui, dikira melalui ferrata eh ternyata bukan.

  7. Yessss… asik ya kak nanjak gunung parang via Ferrata. Saya baru sekali tapi pengen dan pengen lagi. Landscape keren banget. Oh ya Kak saya sempat worry waktu itu, kalau kebanyakan yang naik, pegangan besinya makin licin dan …. ga ya?

  8. Via ferrata..baru tahu, duh kemana aja aku. Ini keren bangets..beneran uji adrenalin yak
    300.meter aja dah segini berats perjuangannya. Apalagi 900! Salut!
    Dan itu aduhai memang sekelilingnya!!

  9. Aduh liat orang manjat manjat genteng aja suka ngeri. ini tebing loh wow.. Ngeri ngeri sedap liat fotonya aja. Yah namanya juga anak laki ya bagus emang hobi yg menantang kaya gini deh. Keren kak.. 😁

  10. dah 2 kali nih ke ferata… tapi yang terakhir gak naik.. males.. wkwkwkwk… jadinya cuma foto2 aja pas di tempat naiknya.. sambil pasang hammock menikmati waduk…

  11. Via Ferrata itu bukan lewat Ferata yaa hahahhaa salah selama ini. Koq jadi pengen cobain yaa setelah baca artikel ini, tapi koq ya galau liat foto2nya yang ngeri2 sedap begitu.

  12. bener2 bikin mupeng pengen nanjak Via Ferrata, tulisan dan foto2nya berhasil bikin ngiri pengen kesana

  13. Ferata.. Oh Ferata..
    Lagi jadi idola ya buat mereka yang suka uji adrenalin.

    Beberapa tahun ini dia jadi sorotan, hampir di setiap IG pendaki gunung selalu ada photo-photo keren. Dan kalau search di google sekarang pun uda banyak sekali yang ngulas.

    Kebayang aja kalo aku mah, gimana rasanya manjat-manjat gituh. Hmm.. masih belum kepengen nyobain tapi suka baca cerita para penguji adrenalin.

    Aseli aku iri lihat photo-photonya. Purwakarta semoga aja makin banyak wisatawannya baik dari dalam maupun dari luar negeri.

    Kapan mau uji adrenalin ke Ferata? Nggak tahu kapan 😀

  14. Tadinya kupikir via ferrata itu maksudnya melalui ferrata.. kayak merbabu via selo gitu.. ternyata doi adalah nama teknik pendakian. Hihihi. Btw kayaknya seru gitu ya naik gunung parang ini.. dah banyak foto2 bertebaran dan keren..

  15. Setiap Bpj bikin trip tujuan tebing via feratta selalu aja jadwalnya bentrok, pengen ujinyali juga gue kak kaya Cerita lu ini. Seru banget sepertinya, pemandangannya itu loh juara banget. Tapi w takut ketinggian sih aslinya..

  16. Hahaha gila tinggi banget yaa. Atuhlah didektin si dia aja deg degan, apalagi kalau mendaki via verata 🙈

    Setrong banget kau, bang.

    Kalau ke Purwakarta memang kudu nyoba Maranggi asli sana yaa. Enaak.

  17. Semoga kapan2 ada waktu buat kesana , langsung berandai² naeknya climb trus turunya FlyingFox (kali ada gt)..hehe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button